Jasa ghost writer di Indonesia menjanjikan (Photo by Andrew Neel on Unsplash)

Ghost Writer si Penulis Bayangan

JASA ghost writer di Indonesia belumlah banyak dikenal layaknya ghost writer di negara-negara maju, sebut saja Amerika Serikat. Di Indonesia sebagian tidak tahu sama sekali tentang jenis pekerjaan ini. Sebagiannya lagi tahu, namun keliru mengartikan dan memahami pekerjaan seorang ghost writer.

Pekerjaan seorang ghost writer tidaklah terlihat karena dia mengerjakan sebuah pekerjaan menulis secara tak kasat mata. Artinya nama dia tidak tercantum dalam karya tersebut. Pekerjaan ini halal. Tentu dengan syarat ketentuan berlaku.

Karena pekerjaannya yang tak terlihat itu maka banyak nama lain untuk menyebut seorang ghost writer, antara lain ; “penulis siluman”,” penulis hantu” adapula  yang menyebutnya “penulis bayangan.” Kami menggunakan nama penulisbayangan.com karena seorang ghost writer adalah bayangan pemesan.

Jadi begini. Seorang ghost writer meski mengerjakan sebuah karya atas nama orang lain, bukan berarti tanpa etika. Pekerjaan seorang ghost writer umumnya pun dibatasi oleh etika. Memang tidak aturan tertulis, namun secara logika orang tahu akan tahu itu pekerjaan ghost writer atau bukan.

Paling gampang pakai permisalan saja, misalnya Anda seseorang yang memiliki ide untuk menulis buku tentang bidang yang Anda tekuni, katakanlah kopi. Segala hal tentang kopi Anda menguasainya, dari hulu hingga hilir. Namun Anda tidak bisa menyusun sebuah kalimat, paragraf apalagi menjadi sebuah buku. Nah disinilah jasa seorang ghost writer diperlukan.

Baca Juga : Memperbaiki Reputasi di Dunia Maya

Ghost writer akan memberikan jasa menyusun wawasan Anda menjadi sebuah buku. Tahap-tahap yang dilakukan seorang ghost writer bisa dimulai dari mengumpulkan data, wawancara, riset, hingga menyusun menjadi sebuah karya yang klien inginkan. Nama yang tercantum dalam karya tersebut adalah nama pemesan karena ide dan bahan dimiliki oleh klien.

Bagaimana kalau klien hanya memiliki ide? Sebuah ide tentu tidak berdiri sendiri. Ide muncul karena sebuah alasan kuat, tujuan dan hasil akhir yang diinginkan seseorang. Bersama seorang ghost writer ide itu bisa diwujudkan. Tentu tarifnya berbeda jika yang dibawa oleh calon klien adalah sebuah ide dengan bahan yang tinggal menggolahnya.

Pekerjaan ghost writer bukan pekerjaan mudah. Kalau memang gampang, maka jasa seorang ghost writer tidak diperlukan. Maka menjadi ghost writer umumnya dilakukan oleh-oleh yang sudah berpengalaman dalam dunia tulis menulis seperti jurnalis atau wartawan senior dan penulis berpengalaman.

Bidang Kerja Ghost Writer di Indonesia

Bidang kerja ghost writer di Indonesia sangat luas. Diantaranya adalah penulisan biografi, autobiografi serta memoar. Demikian juga dengan buku-buku nonfiksi seperti buku tentang pengembangan diri, bisnis, pemikiran dan buku nonfiksi lainnya.

Ghost writer profesional memiliki batasan akan pekerjaan dilakukan. Misalnya mereka tidak akan mau mengerjakan pekerjaan karya ilmiah seperti skripsi, disertasi atau jurnal ilmiah. Adapula ghost writer yang enggan mengerjakan bidang fiksi semacam novel. Pertimbangannya adalah penulisan novel lebih menitikberatkan pada imajinasi penulisnya.

Pengguna dan Besaran Tarif Jasa Ghost Writer di Indonesia

Siapa yang menggunakan jasa ghost writer atau ‘penulis bayangan’? Siapapun bisa menggunakan jasa ghost writer, bisa perseorangan maupun institusi. Tokoh publik yang karena kesibukannya biasanya menggunakan jasa ghost writer profesional.

Beberapa politisi, pebisnis, artis, dan profesional lainnya menggunakan jasa ghost writer untuk menulis autobiografinya. Ketiadaan waktu biasanya menjadi alasan menggunakan jasa ghost writer atau penulis bayangan. Selain itu menyusun kata hingga menjadi sebuah karya bukanlah perkara mudah.

Mereka berani membayar mahal karena seimbang dengan hasil yang mereka harapkan. Bagi ghost writer, bayaran tinggi juga sesuai dengan beban kerja mereka. Menulis sejatinya adalah pekerjaan intelektual.

Dia tidak berdiri sendiri hanya sekadar menyusun huruf menjadi kata, kata menjadi frasa, frasa menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dan membentuk sebuah karya yang utuh. Menulis adalah juga pekerjaan otak yang membutuhkan energi besar. Maka sewajarnya pekerjaan ghost writer di Indonesia layak dihargai. (*)

 

 

Photo by Bryce Barker on Unsplash

JASA penulis bayangan atau ghostwriter bisa jadi sebuah pekerjaan yang unik. Dia melakukan pekerjaan menulis buku, artikel, pidato dan jasa penulisan lainnya atas nama orang lain.

Karena keunikan dan ketidakbiasaan tersebut seringkali profesi penulis bayangan dipandang sebelah mata. Nah setidaknya ada 4 alasan kenapa jasa penulis bayangan dibutuhkan.

Tidak Memiliki Kemampuan Menyusun Kata dan Kalimat

Alasan ini sangat umum jadi alasan seseorang untuk segera menulis. Seseorang itu bisa saja memiliki segudang ide, atau sekarung bahan untuk ditulis. Namun apalah daya, ia tidak memiliki kemampuan untuk menyusun kata menjadi kalimat yang menarik.

Jadi sebagus apapun ide dan sebanyak apapun bahan yang sudah dikumpulkan kalau tidak memiliki kemampuan untuk menyusunnya, maka akan sia-sia. Kalaupun itu dipaksakan maka karya yang dihasilkan bisa saja tidak dibaca oleh orang-orang yang menjadi sasarannya. Disinilah satu alasan jasa penulis bayangan atau ghostwriter dibutuhkan .

Tidak Memiliki Waktu untuk Menulis

Tidak memiliki waktu untuk menulis seringkali menjadi alasan seseorang untuk menulis. Alasan ini kerap diungkapkan orang-orang yang memang sibuk. “Menulis itu membutuhkan waktu tersendiri,” ini alasan yang kerap terdengar.

Ada seorang kawan yang seorang pejabat di sebuah kementerian. Waktunya bisa dikatakan sangat padat. Namun dia masih bisa menulis buku. Bahkan selama 10 tahun terakhir ada lebih dari 20 buku yang ia tulis mulai dari biografi kepala daerah, buku motivasi hingga buku tentang tips menulis bagi birokrat.

Kawan ini mengaku menulis di sela-sela waktunya. Misal di ruang tunggu bandara, di halte bus, saat menunggu janji. Meski hanya satu paragraf, ia tidak membiarkan waktu berlalu begitu saja.

Namun, jika dirasa memang benar-benar tidak memiliki waktu, penulis bayangan bisa jadi pilihan.

Tidak Memiliki Kemampuan Mengolah Data

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penulis bayangan adalah kemampuan untuk melakukan riset dan mengolah data. Informasi yang diberikan oleh narasumber biasanya terbatas. Atau bisa saja informasi yang diberikan adalah dalam bentuk data-data yang sangat banyak.

Disinilah kemampuan seorang periset dibutuhkan. Sehingga boleh dikatakan menjadi penulis bayangan itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang biasa-biasa saja. Seringkali profesi penulis bayangan dilakukan oleh jurnalis atau wartawan yang sudah berpengalaman.

Kenapa demikian ? Karena seorang jurnalis setidaknya memiliki 3 kemampuan dasar yaitu melakukan observasi, wawancara dan riset dokumentasi. Itu mengapa penulis bayangan biasanya dilakukan oleh mantan jurnalis yang berpengalaman.

Tidak Tahu Seluk Beluk Perbukuan

Menulis saja tidak cukup. Seorang penulis bayangan harus tahu bagaimana industri perbukuan. Kenapa ? Ini karena klien biasanya ada yang menginginkan buah pikirannya dalam bentuk buku.

Namun biasanya, pemakai saja penulis bayangan tidak tahu tentang buku. Mereka hanya tahu ketika selesai ditulis, maka dengan otomatis langsung menjadi sebuah buku. Disinilah peran seorang penulis bayangan harus bisa menjelaskan mulai dari proses pencarian data, penulisan, menjadi buku hingga proses distribusi dan pemasarannya.

Lebih detail lagi, seorang penulis bayangan atau ghostwriter harus bisa menjelaskan tentang seluk beluk buku mulai dari ukuran, desain, bahan baku, pemasaran serta biaya produksi.

Photo by Štefan Štefančík on Unsplash

SAYA punya ide dan bahan yang cukup jika ditulis menjadi sebuah buku. Tapi saya tak punya waktu  untuk menulis buku.

Dua kalimat di atas seringkali saya dengar dari orang-orang yang tahu kalau saya adalah jurnalis. Ketika awal mendengar kalimat di atas biasanya saya menyarankan untuk menghubungi penerbit.

Namun itu sekian tahun lalu, sebelum saya tahu adanya profesi ghost writer atau penulis bayangan. Sebuah profesi yang pekerjaannya memang membantu kliennya untuk menyusun ide dan bahan yang dimiliki klien menjadi karya yang utuh. Karya bisa berupa buku, pidato, esai dan lainnya.

Keterbatasan waktu memang menjadi alasan utama seseorang untuk mewujudkan ide-ide dan materi yang ia miliki untuk menjadi sebuah buku. Misalnya; seorang direktur sebuah perusahaan ingin berbagi inspirasi tentang bagaimana ia dari keluarga biasa-biasa saja kemudian berjuang dari bawah dan berhasil.

Tentu di tengah kesibukan mengurusi perusahaan ia tidak punya waktu menuliskan perjalanan hidupnya. Di sisi lain ia ingin berbagi kisah hidupnya untuk dibaca generasi muda. Ghost writer atau penulis bayangan bisa menyelesaikkan persoalannya dalam menulis buku.

Contoh lain misalnya, seorang praktisi bisnis ingin membuat buku yang berisi tips-tips menjalankan sebuah usaha. Ia ingin berbagi cerita untuk sukses dalam menjalankan usaha. Termasuk membangun reputasi di dunia usaha.

Ia punya rahasianya, punya cara praktisnya karena dia juga pelaku bisnis. Tapi ia tak punya waktu untuk menulis buku. Bukan hanya tidak punya waktu, tapi tidak tahu bagaimana caranya.

Atau kisah lainnya, seorang pengusaha yang juga tokoh masyarakat ingin mewariskan sesuatu kepada anak cucunya. Ia berpikir, sebuah warisan yang tidak pernah akan habis dikonsumsi atau dipakai. Apa itu? Sebuah kisah hidup yang dituliskan dalam sebuah buku.

Pengusaha ini berpikir dengan sebuah buku yang berisi cara pandangnya dalam mengarungi kehidupan, maka setidaknya hal itu menjadi harta warisan yang tidak pernah akan habis. Buku tersebut akan abadi dan diwariskan kepada anak cucu.

Ghost writer atau penulis bayangan menjadi solusi dari persoalan tidak adanya waktu atau tidak tahu langkah pertama yang akan dilakukan dalam menulis. Tentu saja nama yang akan tertera di buku tersebut adalah nama klien, dan itu legal. Karena ide dan bahan baku buku tersebut memang berasal dari klien.

Bisa saja, ghostwriter atau penulis bayangan tersebut tercantum dalam buku tersebut. Itu bisa dibicarakan. Atau bisa saja ghost writer ini menjadi penulis pendamping (co-writer). Adanya ghostwriter atau penulis bayangan maka tidak ada lagi pertanyaan,”Tidak punya waktu menulis buku.”

Foto: unplash.com by Benjamin Child

APA jadinya ketika petinggi sebuah perusahaan ditangkap oleh pihak berwajib karena melakukan korupsi? Di era internet sekarang hampir tidak ada yang bisa disembunyikan.

Sudah pasti reputasi perusahaan akan terbawa-bawa dalam berita di media online atau media sosial. Ini merupakan pengalaman kami ketika mendapatkan klien sebuah perusahaan besar yang mendapatkan musibah ketika salah satu direkturnya tertangkap pihak berwenang.

Tak lama kemudian media-media online mengangkat berita tersebut. Akibatnya nama perusahaan itu muncul di halaman satu mesin pencari. Sayangnya bukan berita positif. Tugas kami adalah memperbaiki reputasi perusahaana itu di dunia maya.

Tone atau nada berita-berita yang muncul di media online bernada negatif. Fakta bahwa perusahaan tersebut sudah puluhan beroperasi dan ikut terlibat dalam membangun bangsa terpendam oleh berita negatif yang muncul karena tertangkapnya direksi perusahaan tersebut oleh pihak berwajib. Jika tidak segera diatasi, reputasi perusahaan jatuh.

Apa yang kami lakukan ? Tidak lain adalah bagaimana agar tone negatif dari pemberitaan tersebut tenggelam dengan berita-berita positif. Apakah berita-berita yang sudah muncul di media online perlu dicabut? Jelas hal itu tidak mungkin.

Hal yang kami kerjakan pertama adalah memetakan distribusi berita berkonten negatif yang ada di media online. Pemetaan ini sangat penting, ibarat sebuah pasukan yang akan bertempur maka perlu mengetahui sedetail mungkin medan yang akan digunakan.

Riset menjadi langkah strategis untuk membuat perencanaan sehingga langkah yang diambil tepat sasaran. Ada pengalaman dimana calon klien kami justru sangat reaktif dengan pemberitaan di media.

Mereka bahkan menyiapkan tim penasehat hukum untuk menghadapi informasi yang menyebar di dunia maya. Langkah tersebut jika jadi diambil justru bisa menjadi senjata makan tuan. Apalagi jika sudah melibatkan warganet atau netizen.

Kita bisa berkaca dari  kasus Prita Mulyasari beberapa tahun silam yang melibatkan sebuah rumah sakit. Respon dari institusi tersebut yang mengambil jalur hukum justru kontraproduktif karena kemudian mendorong kekuatan masyarakat di dunia maya untuk membuat gerakan Koin untuk Prita. Pada akhirnya, respon masyarakat yang digalang warganet atau netizen membuat institusi tersebut tidak memperpanjang masalah.

Setelah riset dan pemetaan tersebut dilakukan, selanjutnya adalah pembuatan strategi konten di media internet. Dalam hal ini, kami bekerjasama dengan Studiokonten.com yang dikenal sebagai pembuat konten-konten jempolan dari Yogyakarta.

Setelah beberapa waktu, terbukti konten-konten yang kami buat bisa menenggelamkan berita bernada negatif terhadap perusahaan tersebut. Sementara tim dari studiokonten ‘menyerang’ dengan konten-konten berisi apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan tersebut, tim dari penulis bayangan membuat tulisan-tulisan dari personal yang duduk di perusahaan tersebut.

Kami mendorong direksi lain di perusahaan tersebut untuk aktif muncul di media melalui tulisan. Keterbatasan waktu atau kemampuan menyusun kata dan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena ada tim dari penulisbayangan.com yang akan membantu. Akan lebih baik jika kemudian ada penulisan buku oleh direksi.

Buku tersebut bisa saja tentang perjalanan perusahaan tersebut, atau biografi direksi perusahaan tersebut. Tujuannnya kembali agar perusahaan tersebut mendapatkan tone positif dalam ‘perbincangan’ di dunia maya maupun di offline. Jika direksi atau perusahaan tidak bisa untuk menyusun buku, maka karena itu kami hadir untuk membantu. (*)

SETIAP menyebut diri sebagai seorang ghost writer, selalu ada raut terkejut dari orang yang bertanya. Ekspresi ini tentu wajar karena profesi ghost writer belum banyak dikenal.

Selain tidak banyak dikenal, orang biasanya mengartikan ghost writer sebagai penulis hantu. Ngeri. KBBI sendiri memadankan ghost writer sebagai ‘Penulis Siluman’ yaitu penulis yang dibayar untuk menyiapkan naskah atas nama orang lain.

Saat ini orang lebih mengenal padanan ghost writer sebagai penulis bayangan. Pekerjaannya, masuk dalam kategori penulis jasa. Seperti yang disebut dalam paragraf di atas, seorang ghost writer dibayar untuk menulis atas nama lain.

Artinya karya yang dibuat oleh seorang penulis bayangan bukanlah atas nama dia sebagai penulis, tapi atas nama pemesan. Enak banget ya? Tunggu dulu, ada syarat dan ketentuan berlaku yang harus diketahui.

Seorang ghost writer atau penulis bayangan tidak serta merta menerima apapun pesanan dari klien. Misal, ada yang memesan untuk dibuatkan skripsi, tesis, karya ilmiah atau ada yang meminta dibuatkan buku. Ide dan gagasan diserahkan pada kita.  Itu bukan pekerjaan ghost writer.

Ide dan gagasan haruslah dari klien. Seorang penulis bayangan bekerja sebagai seorang profesional, ia membantu menulis dan mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah karya. Tentu ada alasan yang melatarbelakangi seseorang membutuhkan jasa ghost writer. Alasan utama biasanya karena tidak adanya waktu atau tidak ada kemampuan menyusun kalimat.

Seorang ghost writer dibayar mahal. Itu wajar. Karena seorang penulis bayangan biasanya bukan sekadar menulis. Ia harus menjelma jadi kliennya. Sehingga ia perlu melakukan riset, wawancara dan observasi layaknya seorang jurnalis.

Itu mengapa, pekerjaan penulis bayangan atau ghostwriter biasanya banyak ditekuni oleh orang-orang yang memiliki latar belakang jurnalis.

Ghost writer atau penulis bayangan sebagai profesi yang memberikan jasa penulisan untuk orang lain di era milenia  ramai dibicarakan ketika diketahui bahwa penyusun pidato Presiden Amerika Barack Obama ternyata masih muda.

Namanya Jon Favreau. Dirinya baru berusia 27 tahun saat ditunjuk menjadi direktur tim penulis pidato (Speechwriter) Barack Obama saat dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada tahun 2009.

Jadi apakah ghost writer adalah penulis pidato? Pidato hanyalah salah satu jasa yang bisa dikerjakan. Ghost writer atau penulis bayangan memiliki makna yang lebih luas. Ghost writer atau penulis bayangan adalah orang yang menulis buku, artikel, teks pidato, atau cerita untuk “penulis” orang lain.

Kami menyebutnya juga sebagai penulis senyap. Senyap karena namanya memang tidak muncul dalam karya yang dibuat. Namun, sebagian muncul dalam nama sebagai editor, penulis pendamping co-writer.

Jon Favreau ramai dibicarakan sebagai penulis pidato karena usianya yang masih sangat muda. Ia bahkan tercatat sebagi penulis pidato termuda di Gedung Putih. Hal ini di luar kebiasaan, karena biasanya orang yang menjadi ghost writer atau penulis bayangan adalah orang-orang yang biasanya sudah berpengalaman dalam bidang penulisan. Hal ini tentu menunjukan siapa sosok Jon Favreau kareana ia bisa ‘membaca’ Obama.

Seorang ghost writer atau penulis bayangan harus menulis sesuai dengan gaya orang yang memesannya. Hal itukarena ketika tulisan tersebut jadi, kredit nama yang muncul adalah dari pemesan.

Pernah suatu kali klien kami juga terkaget-kaget karena pidato pesanannya sesuai dengan diharapkan. Pemesan yang merupakan tokoh politik merasa bahwa tulisannya tersebut ‘tulisannya banget’.

Kenapa bisa seperti itu? Karena memang tim kami terlebih dulu melakukan riset tentang sosok klien. Bahan-bahan mentah dan ide dari klien kemudian diolah menjadi sebuah pidato yang sangat personal menggambarkan sosoknya.

Kami melihat bukan hanya gaya-gaya tulisan terdahulu, tapi juga gestur dan cara bicara yang kami lihat dari video di Youtube. Pidato tersebut akan lebih sempurna jika kami bisa berkesempatan bertemu langsung dengan pemesan.

Dalam bahasa seni peran ada istilah acting is no acting. Artinya seorang pemeran film tidak terlihat sedang berakting, tapi dia berhasil jika MENJADI sosok yang diperankannya. Dalam hal dunia ghost writer, maka seorang ghostwriter menjadi sosok ‘penulis’ yang memesan tulisan kepadanya.

Di Indonesia, ghost writer atau penulis bayangan ramai dibicarakan ketika Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato memeringati Hari Pancasilaa 1 Juni pada tahun 2015. Presiden yang namanya akrab dengan panggilan Jokowi ini dalam pidatonya menyebutkan bahwa Soekarno lahir di Blitar.

Pidato ini menjadi ramai terutama diperbincangkan oleh warganet atau netizen. Bagi orang yang tahu sejarah, pernyataan tersebut tentu saja salah besar, karena sosok proklamator tersebut sejatinya lahir di Surabaya. Blitar oleh Presiden Soeharto waktu itu dipilih sebagai tempat pemakaman Bung Karno karena disitulah ibunda ‘Si Bung’ dimakamkan.

Setelah ramai menjadi perbincangan, Sukardi Rinakit yang saat itu menjadi Tim Komunikasi Presiden Joko Widodo angkat bicara. Ia meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia serta keluarga Bung Karno.

Ia sebagai penyusun pidato presiden mengaku kurang teliti dalam penyusunan pidato tersebut. Padahal saat itu presiden Jokowi sudah merasa ragu dan menanyakan kepadanya apakah benar Soekarno lahir di Blitar atau Surabaya. Sukardi sendiri yang juga dikenal sebagai ghost writer menggunakan sumber dari Tropenmuseum.nl.

Presiden Jokowi sendiri menurut penuturan Sukardi Rinakit meminta dirinya untuk mengecek kembali naskah pidato tersebut. Sayangnya Sukardi mengaku kurang teliti, karena keyakinannya bahwa Blitar sebagai tempat lahir Soekarno ia dapatkan berdasarkan riset pustaka yang ia lakukan.

Dari penjelasan Sukardi Rinakit, pembuatan teks pidato memang tidak dilakukan main-main. Pidato yang bagus harus disusun melalui proses riset terlebih dulu. Sama seperti yang dilakukan oleh Jon Favreau untuk pidato Barack Obama. Presiden yang waktu kecil pernah tinggal di Indonesia ini awalnya membuat draft pidato yang akan dibacakannya. JF kemudian akan menyusun pidato tersebut secara utuh. Naskah tersebut kemudian diserahkan kembali ke Obama untuk diteliti. Proses tersebut bisa terjadi berulang-ulang, sampai Obama merasa yakin dan mantap.

Pekerjaan seorang ghost writer umumnya memang tersembunyi. Meski tidak sedikit klien yang meminta privasi, untuk tidak mengabarkan bahwa dia tidak menggunakan jasa ghost writer. Bagi seorang penulis bayangan hal tersebut tidak masalah. Karena sejatinya ia memang bekerja dalam kesunyian.